Untuk kedua gelar tersebut, dia mengkhususkan diri dalam kecerdasan buatan. Pada tahun 2009, Illinois Institute of Technology memberikan Mayer sebuah gelar doktor honoris causa sebagai pengakuan atas karyanya di bidang sistem pencarian. Mayer bergabung dengan Google pada tahun 1999 yang jumlah karyawannya hanya 20 dan dia merupakan insinyur perempuan pertama perusahaan. Selama 13 tahun dia dengan perusahaan google, dia adalah seorang insinyur, desainer, manajer produk, dan seorang eksekutif. Di Google, Mayer bertanggung jawab untuk mengawasi peluncuran beberapa produk perusahaan yang paling ikonik, termasuk Gmail, Google Maps, dan iGoogle. Estetika desainnya yang tajam disebut-sebut sebagian menyebabkan keberhasilan dia di Google, dan membantu perusahaan ini tumbuh menjadi salah satu perusahaan teknologi dan Internet terbesar di planet ini. Warisan Mayer paling abadi di Google adalah nuansa minimalis dalam mesin pencariannya. Beda dengan mesin pencari lain yang tampilannya "padat", Google bernuansa minimalis, ruang putih yang cukup luas dengan warna biru cerah, merah, warna kuning dan hijau. Dialah yang paling ngotot agar tampilan mesin pencari Google itu ''bersih'' - yang tampaknya merupakan refleksi dari gayanya di luar kantor juga.
Mayer memegang peran kunci di Google Search, Google Images, Google News, Google Maps, Google Books, Google Product Search, Google Toolbar, iGoogle dan Gmail. Dia juga mengawasi tata letak terkenal homepage Google, cari tanpa hiasan. Pada tahun-tahun terakhirnya dengan Google, ia adalah Wakil Presiden Lokal, Maps, dan Layanan Lokasi dan, sebelum itu, Wakil Presiden Produk Pencarian dan User Pengalaman. Marissa Mayer boleh dikata saksi hidup perjalanan Google. Ia bergabung dengan perusahaan itu sejak masih berupa perusahaan start-up, belum menjadi titan Internet seperti sekarang. Seiring dengan naiknya Eric Schmidt sebagai CEO, Mayer menjadi salah satu eksekutif Google yang paling sering terlihat di muka publik dalam satu dekade terakhir. Ia kerap berbicara dalam konferensi teknologi, dan terlihat paling ''bersinar'' di antara insinyur muda bidang IT yang senang ber-jeans ria.
Sebelum bergabung dengan Google, Mayer bekerja di lab riset UBS (Ubilab) di Zurich, Swiss, dan SRI International di Menlo Park, California. Pada tanggal 16 Juli 2012, Mayer diangkat Presiden dan CEO Yahoo!, efektif pada hari berikutnya. Dia juga anggota dewan direktur perusahaan. Mayer adalah anggota dewan direktur dari Cooper-Hewitt, National Design Museum, New York City Ballet, San Francisco Ballet, San Francisco Museum of Modern Art dan Walmart. Mayer terpilih dalam daftar tahunan majalah Fortune tentang 50 Wanita Paling Berpengaruh dalam Bisnis pada tahun 2008, 2009, 2010 dan 2011. Dia menempati peringkat , masing-masing 50, 44, 42 dan 38. Pada tahun 2008, pada usia 33, dia adalah wanita termuda yang pernah terdaftar. Mayer terpilih sebagai salah satu dari Perempuan Glamour Magazine of the Year tahun 2009. Mayer menikah investor real estat komersial Zachary Bogue pada tanggal 12 Desember 2009. Pada hari yang sama Yahoo! mengumumkan mempekerjakan dia, Mayer mengungkapkan bahwa dia dan suaminya mengharapkan bayi laki-laki, karena 7 Oktober 2012.
Dikutip dari Slashgear, wanita berambut pirang tersebut akan memperoleh gaji sebesar 1 juta USD per tahunnya. Namun tentu saja gaji tersebut masih belum ditambah dengan bonus-bonus lain. Besaran bonus yang diterima oleh Mayer kemungkinan berkisar antara 2 juta USD hingga 4 juta USD. Sementara itu, menurut Wall Street Journal, Mayer yang kini tengah hamil tersebut akan memperoleh gaji sebesar 5.4 juta USD dalam satu tahun. Dan, tak menutup kemungkinan jika besaran gaji yang diterima oleh Mayer pada tahun depan akan meningkat hingga 20 juta USD jika performanya. Pundi-pundi uang yang diterima oleh Mayer dari Yahoo masih belum berhenti di situ. Yahoo juga membayar uang sebesar 14 juta USD sebagai kompensasi karena meninggalkan Google. Dia pun juga bakal menerima biaya retensi senilai 30 juta USD yang akan diberikan dalam jangka lima tahun. Dan, uang ini belum termasuk uang yang diterima oleh Mayer berkat dedikasinya kepada Google. Tentu saja uang tersebut juga bukan jumlah yang kecil.
Yahoo boleh dibilang sangat beruntung mendapatkan Marissa Mayer sebagai CEO baru mereka. Wanita berambut pirang ini adalah sosok yang dikenal cerdas dengan segudang prestasi selama berkecimpung di Google. Pengalamannya yang mentereng tak bisa dipungkiri menjadi pertimbangan Yahoo memilih wanita berparas cantik ini memimpin perusahaan mereka. Dikutip dari Business Insider, Selasa (17/7/2012), setidaknya ada 4 alasan Marissa pantas dipilih, seperti diungkapkan narasumber yang dekat dengan jajaran direksi Yahoo.
1. Fokus
Marissa dikenal sangat fokus pada produk dan pengalaman pengguna. Dia diyakini sangat mampu menggiring perusahaan kembali ke 'akar' produk dan konsumennya.
2. Mentor yang baik
Di usianya yang ke-37, Marissa sudah mengenyam banyak pengalaman dalam membimbing orang-orang di timnya. Rekan-rekannya di Google menyebut Marissa adalah mentor yang baik, terutama bagi orang-orang baru untuk menggali bakat mereka. Di Google, dia menciptakan program khusus untuk melatih para Product Manager mengenai kepemimpinan eksekutif. Banyak dari mereka, kini menjadi manager di layanan terkenal seperti Uber, Dropbox dan Polyvore.
3. Bertangan dingin
Sebagian besar orang mungkin mempertanyakan keputusannya hijrah ke Yahoo yang saat ini sedang dalam kondisi kurang baik. Namun Marissa yang bertangan dingin sepertinya malah tertantang mengubah keadaan tersebut. Didukung penuh jajaran direksi Yahoo untuk menjabat sebagai CEO, Marissa dipandang bisa dengan 'men-stok ulang' Yahoo dengan orang-orang penuh bakat.
4. Populer
Di dunia teknologi, namanya memang sudah dikenal dengan sederet prestasi. Tak heran, kabar dipinangnya Marissa oleh Yahoo menjadi kejutan besar bagi publik. Lulusan Stanford University ini beberapa kali masuk daftar 50 Most Powerful Women in Business versi majalah Fortune, bahkan menjadi wanita termuda yang masuk dalam daftar tersebut.
Itu sebabnya, Co-founder Yahoo David Filo yang masih bekerja di sana sekaligus pemegang saham terbesar pun tak ragu memberi 'cap' persetujuan jabatan CEO bagi Marissa.
Referensi :Berbagai Sumber
No comments:
Post a Comment